Dampak Kemarau, 2 Desa di PPU Alami Krisis Air Bersih

PENAJAM – Saat musim kemarau sejumlah daerah di Indonesia alami kekeringan terrmasuk di Kabupaten Penajam Paser Utara, tepatnya di Desa Rintik dan Desa Sumber Sari, Kecamatan Babulu. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah PPU, Budi Santoso saat ditemui di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika, Rabu (04/10/23).

Terhitung sejak Senin, Pemkab PPU telah melakukan pendistribusian air bersih di 2 desa yang mengalami krisis air bersih. Berdasarkan laporan yang diterima terdapat 31 kepala keluarga (KK) dari 3 rukun tetangga (RT) di Desa Rintik dan 578 KK dari 16 RT di Desa Sumber Sari sehingga total 19 RT yang mengalami krisis air bersih.

“Kami mendapat informasi dari 2 desa di Kecamatan Babulu. Atas laporan tersebut kami sikapi dan kami coba lakukan investigasi langsung di lapangan dan ternyata benar bahwa saat ini betul-betul krisis air bahkan terjadi peningkatan harga air bersih yang dijual masyarakat hingga 2 kali lipat dari harga biasanya. Untuk menghindari dampak yang lebih luas lagi dari kekeringan ini, maka Pemda mengambil langkah, salah satunya melakukan pendistribusian air bersih,” terang Budi.

Pendistribusian air bersih ini dilakukan oleh 4 armada tangki air yang terdiri dari 1 unit tangki BPBD PPU, 1 unit tangki Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Pos Babulu PPU, 1 unit tangki Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) PPU dan 1 unit tangki Perumda Danum Taka PPU.

“Jadi setiap desa sudah membuatkan bak-bak penampungan yang dibuat dari terpal yang merupakan bantuan dari desa, desa bertanggung jawab membuatkan bak-bak penampungan yang sementara ada di Desa Sumber Sari. Di hari pertama kami sanggup mendistribusikan untuk 6 bak penampungan di 6 RT dan itu 1000 liter untuk masing-masing bak penampungan. Intinya kami akan lakukan distribusi sampai dengan ke 19 RT tersebut, tentu kalau ternyata di 6 RT pertama sudah mulai habis, kami akan isi ulang, jadi nantinya setiap hari kami akan melakukan pendistribusian air bersih,”jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pasokan air bersih yang didistribusikan saat ini diambil dari Desa Labangka Barat Kecamatan Babulu. Harapannya, proses pendistribusian air bersih ini tidak berlangsung lama dan sumber air di daerah terdampak kekeringan dapat digunakan kembali dalam waktu dekat mengingat sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) awal musim hujan berada di bulan Januari 2024.

“Kami berharap kepada masyarakat yang terdampak dan mendapatkan bantuan, untuk bisa seefektif dan seefisien mungkin untuk memanfaatkan air yang ada karena sumber daya kita untuk melakukan pendistribusian air masih belum maksimal, sehingga kami mengoptimalkan yang ada,” tutupnya. (ADV/*DiskominfoPPU)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *