Penajam – Berdasarkan kegiatan eksplorasi penyelamatan Cagar Budaya yang telah dilaksanakan di Kabupaten Penajam Paser Utara, ditemukan beberapa objek yang diduga Cagar Budaya.
Beberapa objek yang didata terdiri dari beberapa jenis cagar budaya seperti benda, struktur dan situs. Selain itu temuannya juga cukup tersebar dalam tiga kecamatan. Temuan objek yang diduga Cagar Budaya (OYDCB) pada kegiatan kali ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Sumur Tujuh terletak di tepian Jln. Kapas RT 06 Kelurahan Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam pada koordinat UTM 50M X 473923 dan Y 9862125. Sumur ini memiliki dinding sumur yang berbentuk persegi dengan ukuran 2,4 m x 2,4 m, dimana ketebalan dinding beton mencapai 15 cm dan ketinggian dari tanah yaitu 75 cm.
Saat ini Sumur Tujuh masih mengeluarkan air, sehingga masih dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Namun, karena kondisi airnya yang keruh, maka hanya digunakan untuk mencuci kendaraan atau hanya sekedar membasuh diri dari kotoran yang menempel.
Sumur ini diperkirakan sudah ada sejak masa kolonial akhir (masa Perang Dunia II). Diberi nama Sumur Tujuh karena dahulu terdapat beberapa sumur lain yang serupa, namun karena adanya pembangunan dan perkembangan pemukiman menyebabkan lokasi sumur-sumur yang lain sudah tidak ditemukan lagi.
Sehingga yang masih nampak terlihat hanyalah Sumur Tujuh yang berada di tepi jalan ini. Wilayah di sekitar lokasi Sumur Tujuh ini memang dahulu merupakan sebuah komplek militer, dimana nama kelurahan Gunung Seteleng sendiri sudah menunjukkan indikasi hal tersebut.
Lokasi Sumur Tujuh sendiri tidak dapat secara keletakan dan fungsinya tidak terlepas dari sebuah meriam Jepang tipe 10 120 MM/AA Gun yang digunakan sebagai pertahanan atas serangan udara tentara sekutu pada Perang Dunia II.
Berdasarkan keterangan beberapa informan yang merupakan masyarakat sekitar, sumur ini dahulu tidak memiliki dinding beton, hanya berupa sumur tanah biasa. Namun pada sekitar tahun 1980-an, pada saat perkembangan pemukiman di sekitar Sumur Tujuh, dibangunlah dinding beton sebagai penguat.
Terdapat informasi juga dahulu beberapa sumur lain memang sengaja ditutup karena berkaitan dengan peristiwa G30S/PKI sebagai tempat pembuangan korban pembantaian.(rmt/plt)