Ketua DPRD Tinjau Sistem Pelayanan Kesehatan Elektronik di RSUD Ratu Aji Putri Botung untuk Evaluasi

Penajam – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Penajam Paser Utara (PPU), Syahrudin M Noor, telah melakukan inspeksi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung untuk mengevaluasi efektivitas sistem pelayanan kesehatan elektronik yang baru diperkenalkan.

Dalam kunjungannya, Syahrudin M Noor memberikan penghargaan terhadap penerapan sistem baru yang berhasil mengurangi penggunaan kertas, sambil mencermati beberapa masalah yang masih dihadapi.

“Saya kira masalah maksimal dan tidak maksimal yang jelas karena aplikasi sudah sampai di sini, sudah terkoneksi ke poli dan beberapa ruangan yang saya kunjungi. Alhamdulillah, memang ini yang harus kita perjuangkan, sistem ini karena pemerintah mencoba mengurangi paperless sebenarnya,” ungkap Syahrudin M Noor.

Dalam proses evaluasinya, Ketua DPRD PPU juga berdialog dengan dokter dan staf rumah sakit untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut tentang implementasi sistem yang baru. Ia menyampaikan bahwa, meskipun baru diluncurkan, kondisinya sudah menunjukkan perkembangan yang positif.

“Saya juga tanya ke dokter, kemudian tanya ke beberapa ruangan bahwa memang kondisi saat ini, walaupun baru diluncurkan, sudah kelihatan. Alhamdulillah, saya baru mendengar sistem ini diluncurkan, saya mau memastikan bahwa ini sudah terimplementasi dengan baik,” tambahnya.

Meskipun demikian, Syahrudin M Noor menyoroti satu aspek terkait pelayanan pasien melalui sistem pendaftaran lewat telepon pintar. Ia menyampaikan bahwa meskipun nomor antrian sudah terlihat di aplikasi, proses masuk ke poliklinik masih terhambat oleh regulasi BPJS yang menuntut penggunaan finger print dan pencetakan kertas laporan.

“Ini sudah terdaftar di sini, saya lihat sudah bagus ada nomor antriannya tetapi ini tidak bisa langsung ke poli karena terhalang oleh regulasi yang dibuat oleh BPJS, harus finger print dan mengambil kertas report yang di print di situ,” ungkapnya.

Syahrudin M Noor berharap agar proses pendaftaran pasien melalui telepon pintar dapat menjadi lebih efisien tanpa melibatkan finger print dan pengambilan kertas laporan tambahan. Ia meyakini bahwa pengurangan birokrasi dalam proses tersebut dapat berdampak positif pada pelayanan pasien.

“Nah ini saya kira kita harus kurangi proses memperpanjang birokrasi karena di finger print itu ada antrian. Saya berharap begitu ada orang mendaftar bisa langsung ke poli, karena di sini sudah tersistematis,” tandasnya..(ADV)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *