Penajam – Kearifan lokal warga Mentawir dalam menjaga hutan Mangrove (bakau) patut mendapat acungan jempol. Kesadaran mereka untuk menjaga hutan tanaman khas pesisir laut itu pun perlahan mulai menuai hasil.
“Hutan mangrove ini akan selalu kami jaga. Sebab sejak dulu hingga sekarang sudah menjadi sumber penghidupan. Kami ingin mangrove tetap menjadi rumah yang nyaman bagi berbagai jenis ikan dan kepiting, serta satwa lainnya. Sementara buah mangrove bisa kami olah menjadi berbagai produk olahan bernilai tambah,” kata Lamale, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tiram Tambun Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Selasa(21/11/2022).
Lamale yang juga Ketua RT 1 Kelurahan Mentawir ini menjelaskan hutan mangrove yang saat ini mereka kelola seluas 500 hektar. Ratusan warga dua RT di kawasan itu pun kompak menjaga mangrove.
Dari buah mangrove itu setidaknya ada tiga jenis produk olahan yang saat ini menjadi sumber penghasilan warga Mentawir. Yaitu produk sirup mangrove, dodol mangrove dan pupur dingin.
“Semua produk akan kami lengkapi perizinannya. Kami juga ingin produk warga Mentawir bisa dijual di mal-mal,” harapnya.
Dengan dukungan program CSR PT Inhutani mereka pun membangun jembatan dan gazebo wisata di areal mangrove. Pengunjung pun terus bertambah, khususnya di hari libur dan hari-hari besar nasional.
“Jembatan ini akan kami tambah 100 meter lagi dan kami pasang menara pantau juga kami pasang teropong agar bisa melihat hutan mangrove ini lebih luas lagi,” jelas Lamale, seraya menyebut masyarakat banyak mendapat manfaat.
Terkait ibu kota negara yang disebut akan berada tidak jauh dari pusat pemerintahan Indonesia, Lamale berharap agar warga Mentawir tidak terpinggirkan.
“Kami justru sangat berharap produk-produk Mentawir lebih menasional, bukan terpinggirkan,” tegasnya.
Sementara itu Kadis Disbudpar Andi Israwati menyatakan, hadirnya IKN akan berdampak positif bagi masyarakat sekitar khususnya yang berada di dekat lokasi wisata, pihaknya akan memberdayakan masyarakat lokal terkait pengelolaan wisata.
“Masyarakat sekitar lokasi wisatalah akan merasakan dampaknya secara langsung dengan adanya IKN ini, dalam pengelolaan tentu akan kami percayakan pada pokdarwis di daerah itu sendiri, mengingat yang paham keadaan kan mereka”, jelasnya.
Andi Israwati latif memberi apresiasi kepada Pokdarwis Tiram Tambun Mentawir yang telah memberikan edukasi kepada masyarakat sekitar lokasi wisata serta upaya melestarikan ekowisata dengan keariafan lokal.
“Ini perlu di contoh daerah lain yang berada di sekitar lokasi wisata, itu sangat luar biasa dan patut diberi apresiasi”, pungkasnya.
(rmt/pl)