Kunjungi Sekolah PPU, Dirjen GTK: Sekolah di IKN Harus Selangkah Lebih Unggul

Penajam,- Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nunuk Suryani, mengunjungi SMP Negeri 2 Penajem Paser Utara (PPU) yang berada di wilayah Calon Ibu Kota Nusantara (IKN)

Nunuk berdialog dengan Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan PPU, Kepala Sekolah SMPN 2 PPU, dan guru pengajar di SMPN 2 PPU.

Nunuk mengatakan, Sekolah Penggerak bukan satu-satunya indikator keberhasilan sebuah institusi atau satuan pendidikan, namun juga bisa dilihat dari bagaimana kepala sekolah menggerakan warga sekolah beberapa langkah lebih baik dari sekolah lain.

“Kita mempunyai lebih dari 300.000 sekolah di Indonesia, sedangkan sekolah penggerak angkatan 1-3 hanya 5.000 sekolah,” ucapnya.

Nunuk saat berdialog dengan guru-guru di SMP Negeri 2 Penajem Paser Utara (PPU) mengatakan, sekolah-sekolah yang masuk dalam wilayah IKN harus satu langkah lebih unggul dibanding dengan sekolah lain.

“Maka kami hadir bersama dengan para direktur di lingkungan Direktorat Jenderal GTK untuk melakukan intervensi,” terang Nunuk

Nunuk berharap nantinya setiap guru yang berada di kawasan IKN dapat meningkatkan kompetensinya, sehingga tidak ada disparitas yang tinggi antara pendidik di dalam dan di sekitar IKN.

“Seperti yang sedang dilakukan Direktorat Guru PAUD Dikmas, di mana guru PAUD yang belum S1, tidak akan mendapatkan sertifikasi,” harap Nunuk.

Menurut data Ditjen GTK, SMPN 2 PPU menerapkan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dengan kategori Mandiri Berubah, sehingga perlu dorongan untuk guru-guru di SMPN 2 PPU untuk melakukan aksi nyata dalam menggunakan Platform Merdeka Mengajar (PMM).

“Selain itu, perlu juga aktif dalam komunitas belajar (kombel), karena SMPN 2 PPU merupakan sekolah pengimplementasi IKM kategori mandiri, sehingga nanti jika akan asesmen bisa naik level menjadi kategori Mandiri Berbagi,” jelas Nunuk.

Nunuk berpesan, agar Kepala Sekolah SMPN 2 PPU bisa mengkaji dan melihat seperti apa keterlibatan komunitas guru, terutama terkait pembelajaran terdiferensiasi.

(rmt/plt)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *