Duta Budaya 2024 Ajak Generasi Muda PPU Terlibat Aktif Lestarikan Budaya

PENAJAM,- Setelah melalui berbagai tahapan dan proses pemilihan yang begitu ketat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) telah menetapkan Bujang Song dan Ngelok Bawe PPU tahun 2024.

Proses pemilihan yang dilakukan oleh disbudpar cukup ketat,selain penilaian yang dilakukan oleh juri yang telah ditunjuk, Disbudpar juga turut melibatkan masyarakat PPU untuk memberikan penilaian melalui voting di media sosial.

“Kita ingin hasil yang terbaik, masyarakat juga kita libatkan utuk ikut memilih dan memberi masukan kepada kita,mana yang terbaik,” ujar Kepala Disbudpar Andi Israwati Latief Jumat (21/06/2024).

Menurut Andi Israwati Latief, mereka yang terpilih sebagai duta budaya dan duta tari memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap pelestarian dan mempromosikan kebudayaan yang ada di kabupaten PPU.

Dengan begitu, mereka kata Andi Israwati akan turun kelapangan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat untuk menggali dan mengangkat nilai kebudayaan yang kita miliki.

“Tugasnya mereka bukan hanya sampai disini, mereka punya tanggung jawab lebih, harus turun ke masyarakat melakukan sosialisasi dan pembinaan, dan tentu pendampingannya dari kami, dan itu yang kami lakukan selama ini,” jelasnya.

Sementara itu, salah satu pemenang Bujang Song dan Ngelok Bawe yang terpilih menjadi Putri Duta Tari PPU 2024, Checilia Anggun menyampaikan komitmennya untuk memberikan yang terbaik untuk daerah.

Ia pun mengungkapkan rasa syukur dan bangga atas pencapaian yang diraih saat ini, ia juga mengakui apa yang diraihnya tidak lepas dari dukungan orang tua dan warga ppu.

Menurut Checilia, pihaknya telah memiliki rencana kedepan terkait dengan upaya melestarikan budaya khususnya dalam seni tari daerah.

“Yang pada intinya tentu yang akan saya lakukan adalah mengajak pemuda dan pemudi untuk ikut terlibat dalam pelestarian budaya khusunya tari,” ujarnya.

Di tengah gempuran moderenisasi dan pengaruh budaya asing yang cukup intens kata Checilia, membuat beberapa pemuda dan pemudi yang ada di daerah ikut terkooptasi dengan hal demikian.

Sehingga banyak yang lupa dan bahkan tidak ingin lagi mengenal dan mempelajari budaya aslinya, dan itu tidak bisa untuk dibiarkan, meski ada tindakan dengan merangkul dan mengajak untuk tidak melupakan dari mana mereka berasal.

“Kita harus bangga degan budaya kita, ikut zaman boleh tapi tidak dengan menanggalkan dan meninggalkan budaya kita,” pungkasnya.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *