PENAJAM – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Muhammad Bijak Ilhamdani, mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) untuk segera menuntaskan kendala dalam pembangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 026 Penajam.
Hingga kini, sekolah tersebut belum difungsikan meski bangunannya telah berdiri megah.
Dalam pernyataannya pada Jumat (20/9/2024), Bijak menegaskan bahwa sekolah yang sudah lama dibangun itu tampak terbengkalai dan belum dapat digunakan oleh para siswa dan guru.
“Kami meminta dinas terkait untuk segera menyelesaikan progres pembangunan sekolah ini. Sejauh ini, terlihat terkesan dibiarkan begitu saja,” ujarnya.
Bijak juga menyoroti pentingnya segera memfungsikan SDN 026 Penajam, mengingat kebutuhan fasilitas pendidikan yang memadai bagi anak-anak di daerah tersebut. Ia berharap sekolah tersebut dapat segera digunakan sebelum akhir tahun 2024.
“Kasihan anak-anak kita yang sudah menantikan untuk bisa belajar di gedung baru ini,” tambah Bijak.
Sejumlah masalah teknis menjadi hambatan utama yang menyebabkan sekolah belum dapat digunakan. Menurut Bijak, berbagai fasilitas bangunan, seperti mebeler, belum dipasang secara tepat dan masih membutuhkan perbaikan.
“Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti toilet yang buntu, pemasangan AC yang tidak sesuai, serta plafon yang rusak dan harus dibongkar ulang,” ungkapnya.
Selain itu, Bijak juga menyebutkan adanya pemasangan teralis jendela yang asal-asalan, sehingga jendela tidak bisa dikunci. Hal ini menjadi perhatian serius, mengingat keamanan dan kenyamanan sekolah bagi para siswa harus terjamin sebelum sekolah mulai beroperasi.
Bijak berharap pemerintah daerah dapat segera menemukan solusi efektif untuk mempercepat perbaikan tersebut. Menurutnya, koordinasi antara dinas terkait dengan pihak kontraktor dan pengawas proyek harus lebih intensif agar penyelesaian pembangunan bisa berjalan cepat dan tepat.
Dengan segera difungsikannya SDN 026 Penajam, diharapkan para siswa dapat kembali bersekolah dengan nyaman, tanpa terganggu oleh permasalahan infrastruktur yang belum selesai.
“Kami ingin pendidikan anak-anak berjalan lancar tanpa hambatan,” pungkas Bijak.