PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus menggenjot revitalisasi kawasan ekowisata mangrove di Kampung Baru, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam. Proyek ini diharapkan tidak hanya memperindah kawasan, tetapi juga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten PPU dari sektor pariwisata.
Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Pariwisata Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, menyatakan bahwa ekowisata mangrove Kampung Baru memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu destinasi unggulan di wilayah Benuo Taka.
“Kami berharap, setelah revitalisasi ini selesai, kawasan ini bisa menarik lebih banyak wisatawan, baik lokal maupun dari luar daerah, yang akan berkontribusi signifikan terhadap PAD,” katanya.
Proyek revitalisasi ini melibatkan kontraktor Arta Permata Pare dari Samarinda dengan anggaran sebesar Rp2,13 miliar dan ditargetkan rampung pada November 2024. Namun, Juzlizar mengakui adanya beberapa tantangan yang muncul selama proses pengerjaan, termasuk faktor cuaca dan kendala pasokan material.
“Beberapa material harus kami datangkan dari luar daerah, tapi sebagian besar masih bisa kita ambil dari PPU,” tambahnya.
Dibuka sebagai destinasi wisata yang memadukan rekreasi dengan edukasi, ekowisata mangrove di Kampung Baru menawarkan pengalaman unik bagi para pengunjung. Selain menikmati pemandangan alam yang asri, wisatawan juga dapat belajar tentang keanekaragaman hayati dan pentingnya menjaga kelestarian ekosistem mangrove.
Keberadaan pohon mangrove yang telah berusia ratusan tahun dengan berbagai jenis spesies mangrove menjadi daya tarik utama kawasan ini. Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas garis pantai dan melindungi wilayah pesisir dari abrasi, sekaligus menjadi habitat bagi berbagai fauna.
Pemerintah daerah berharap, dengan selesainya revitalisasi ini, ekowisata mangrove dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat. Wisatawan yang datang tidak hanya akan berkontribusi pada PAD melalui tiket masuk dan belanja wisata, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk setempat yang bergerak di sektor pariwisata.
Lebih jauh lagi, Disbudpar PPU berencana menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk komunitas dan akademisi, untuk mengembangkan program-program edukasi dan penelitian di kawasan ekowisata mangrove. Dengan demikian, selain memberikan hiburan bagi wisatawan, kawasan ini juga akan berfungsi sebagai pusat studi lingkungan.
Dengan optimisme tinggi terhadap proyek ini, revitalisasi ekowisata mangrove Kampung Baru diharapkan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi PPU, menjadikan sektor pariwisata sebagai kontributor penting bagi pendapatan daerah di masa mendatang.