Kebersamaan Masyarakat Jadi Kunci Pelestarian Budaya Paser di Era Pembangunan IKN

 

PENAJAM – Adanya pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU terus berupaya menjaga dan melestarikan budaya lokal, khususnya budaya Paser, sebagai warisan berharga yang mencerminkan identitas dan karakter daerah.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar PPU Christian Nur Selamat menegaskan, perubahan yang menyertai pembangunan IKN ini menuntut keberlanjutan kearifan lokal. Menurutnya, budaya tidak hanya mencerminkan jati diri masyarakat tetapi juga berfungsi sebagai pilar nilai di tengah perkembangan zaman.

“Pelestarian budaya Paser bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Diperlukan kolaborasi aktif masyarakat agar budaya ini tetap hidup,” ujarnya.

Christian menekankan pentingnya gotong royong sebagai ciri khas kearifan lokal masyarakat Paser. Semangat kerjasama ini, menurutnya, menjadi dasar utama bagi masyarakat untuk saling mendukung dalam menjaga kekayaan budaya mereka di tengah perubahan yang terjadi.

“Kearifan lokal kita adalah gotong royong, inilah yang perlu kita pertahankan. Semua elemen masyarakat harus bergandengan tangan agar budaya kita tetap terjaga,” lanjutnya.

Selain itu, dia juga menyoroti sifat terbuka masyarakat Paser, yang secara aktif menerima perbedaan. Salah satu contoh penerimaan ini tercermin dalam adat yang memperlakukan anak dari pernikahan antar suku sebagai bagian dari komunitas Paser, asalkan salah satu orang tuanya adalah Paser. Ia menyebut keterbukaan ini sebagai potret nyata toleransi dan penerimaan masyarakat Paser terhadap keragaman.

“Masyarakat Paser sangat terbuka, tidak hanya bagi pendatang tetapi juga dalam menyerap perbedaan yang positif. Hal ini bahkan berdampak pada pelestarian budaya Paser, yang semakin dikenal dan dihargai oleh pendatang,” jelasnya.

Dia berharap agar semangat keterbukaan dan gotong royong di PPU dapat menjadi jembatan dalam melestarikan budaya, terutama dengan adanya perubahan besar di Benuo Taka sebagai lokasi IKN.

“Mari kita perkuat kebersamaan dan keterbukaan kita dalam menjaga budaya lokal. Ini adalah kunci utama agar warisan budaya kita tetap bertahan,” tutupnya.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *