PENAJAM – di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) bullying menjadi masalah besar yang menyumbang dampak besar pada kesehatan mental.
Menurut Spesilis Kejiwaan dr. Andi Asriani Arief, Sp.KJ, di RSUD Ratu Aji Putri Botung (RAPB), bullying bukan hanya dilakukan oleh teman sebaya, tetapi sering kali juga muncul dari keluarga atau orang-orang terdekat.
Dijelaskan, bulliying tidak selalu dalam bentuk fisik, perkataan juga menjadi bentuk intimidasi yang berdampak besar.
“Banyak pasien menceritakan, mereka merasa dihakimi dan disalahkan. Tidak hanya itu, ada kasus jika mereka ke psikater mereka disebut kurang iman atau orang aneh,” jelas dr. Andi.
dr Asri menambahkan, stigma yang masih kuat di masyarakat juga menjadi penghalang bagi mereka yang membutuhkan bantuan kesehatan mental.
“Anggapan yang sering dianggap sepele, justru berdampak besar pada psikologis seseorang karena mereka jadi takut dicap negatif,” lanjutnya.
Selain itu, pernyataan-pernyataan yang menjurus pada perundungan verbal turut membuat penderita merasa tidak nyaman. Mereka cenderung menunda perawatan atau bahkan menghindari pengobatan karena khawatir dengan tanggapan orang sekitar.
Dia berharap masyarakat mulai menyadari bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, serta berhenti menghakimi mereka yang membutuhkan bantuan profesional.
“Ucapan yang tidak dipikirkan dengan baik dapat membuat orang tertekan dan tidak berani mencari bantuan. Semua pihak harus peka dan mendukung pemahaman yang lebih positif terhadap kesehatan mental,” pungkasnya.