PENAJAM – RSUD Ratu Aji Putri Botung (RAPB) Penajam Paser Utara mengedukasi masyarakat tentang pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat.
Hal ini dilakukan untuk mencegah resistensi antibiotik, atau kondisi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik tertentu.
Direktur RSUD RAPB, dr. Lukasiwan Eddy Saputro mengatakan, penggunaan antibiotik yang tidak sesuai aturan dapat berdampak negatif pada efektivitas pengobatan.
“Jika antibiotik diminum sembarangan atau tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan, bakteri dapat menjadi kebal. Misalnya, jika seseorang harusnya minum antibiotik tiga kali sehari, tapi hanya minum sekali sehari atau berhenti di tengah jalan karena merasa sudah baikan, ini bisa menyebabkan bakteri menjadi kebal,” jelasnya.
dr. Lukasiwan menegaskan, apabila bakteri sudah kebal terhadap antibiotik tertentu, pengobatan menjadi lebih sulit. Kondisi ini bisa membuat antibiotik tidak lagi efektif ketika infeksi serupa muncul di masa mendatang.
Untuk mengatasi dan memantau masalah ini, RSUD RAPB dipantau Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA). KPRA bertugas memantau dan menganalisis efektivitas antibiotik yang digunakan oleh pasien serta memastikan antibiotik diresepkan dan digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien.
“KPRA di RSUD RAPB memiliki peran penting dalam memonitor jenis antibiotik yang sering digunakan dan mengevaluasi efektivitasnya,” lanjutnya.
Dia berharap masyarakat memahami antibiotik harus digunakan sampai habis sesuai dengan resep dokter, meskipun gejala penyakit sudah hilang.
“Kebiasaan menghentikan antibiotik sebelum habis, hanya karena merasa lebih baik, justru akan menambah risiko bakteri menjadi kebal,” terang dr. Lukasiwan.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak meminta atau mengonsumsi antibiotik tanpa anjuran dokter, karena hal ini berpotensi memperburuk masalah resistensi antibiotik.(ADV)