PENAJAM – Kekurangan tenaga Kesehatan masih menjadi permasalahan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Kekurangan perawat, bidan, hingga dokter spesialis menjadi perhatian manajemen rumah sakit seiring dengan rencana pengembangan layanan Kesehatan yang lebih baik.
Direktur RSUD RAPB, dr. Lukasiwan Eddy Saputro mengungkapkan, kebutuhan tenaga Kesehatan ini sangat mendesak, terutama mengingat rencana pengembangan layanan yang akan dilakukan rumah sakit.
“Kami memerlukan sekitar 20 perawat dan bidan untuk mendukung pelayanan yang ada. Selain itu, kami juga membutuhkan dokter spesialis ortopedi,” katanya.
Ia menambahkan, dokter spesialis ortopedi sangat diperlukan karena banyaknya kasus patah tulang akibat kecelakaan yang terjadi di PPU.
Selama ini, pasien dengan kondisi tersebut harus dirujuk ke Balikpapan, yang tentunya membutuhkan Waktu dan biaya tambahan.
“Dengan adanya dokter spesialis ortopedi, kami berharap pasien tidak perlu lagi dirujuk ke luar daerah. Ini sejalan dengan visi kami untuk menjadi rumah sakit rujukan yang lebih mandiri,” lanjutnya.
Selain menambah tenaga Kesehatan, RSUD RAPB juga tengah mempersiapkan pengembangan fasilitas. Salah satu rencana yang akan direalisasikan tahun ini adalah penambahan ruang rawat inap kelas tiga dengan kapasitas 26 tempat tidur.
“Fasilitas baru ini tentu harus didukung oleh tenaga medis yang cukup, sehingga pelayanan tetap optimal,” ujar dr. Lukasiwan.
Untuk memenuhi kebutuhan dokter spesialis, RSUD RAPB sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa universitas ternama, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).
“Kami sedang melobi Kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi untuk memastikan kebutuhan spesialis dapat terpenuhi,” pungkasnya.