PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus menggenjot proyek revitalisasi ekowisata mangrove di Kampung Baru, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam. Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisata, tetapi juga berfungsi sebagai sarana edukasi yang berharga bagi masyarakat dan pengunjung.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata PPU, Andi Israwati Latief, melalui Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Pariwisata, Juzlizar Rakhman, menyatakan bahwa proyek revitalisasi ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan bagi pengembangan pariwisata daerah.
“Selain untuk edukasi, ekosistem alam di kawasan ini sangat menarik, terutama pohon mangrove yang telah hidup ratusan tahun dengan diameter yang besar serta keanekaragaman spesies mangrove,” ujar Juzlizar Kamis (19/9/2024).
Juzlizar menambahkan bahwa keunikan dan kekayaan ekosistem mangrove tersebut merupakan sumber pengetahuan yang penting, terutama bagi generasi muda untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya pelestarian lingkungan.
“Mangrove di sini tidak hanya sebagai objek wisata, tetapi juga menjadi laboratorium alam yang menawarkan pengalaman belajar langsung terkait konservasi lingkungan,” tambahnya.
Proyek revitalisasi ini dikerjakan oleh kontraktor Arta Permata Pare dari Samarinda dengan alokasi anggaran sebesar Rp2,13 miliar. Pengerjaan yang dimulai pada Agustus 2024 tersebut dijadwalkan rampung pada November 2024. Meskipun demikian, Juzlizar mengakui bahwa ada sejumlah tantangan yang dihadapi, terutama terkait cuaca dan pasokan material.
“Beberapa material kami dapatkan dari daerah setempat, namun ada juga yang harus didatangkan dari luar tergantung ketersediaannya. Ini memerlukan koordinasi yang baik untuk memastikan proyek berjalan lancar,” jelasnya.
Meski terdapat kendala, Juzlizar optimistis proyek ini akan selesai tepat waktu.
“Insyaallah, jika tidak ada hambatan besar, pengerjaan akan rampung pada November 2024,” katanya.
Dengan selesainya revitalisasi ekowisata mangrove di Kampung Baru, Juzlizar berharap destinasi ini mampu menarik lebih banyak wisatawan, tidak hanya dari wilayah Benuo Taka tetapi juga dari luar daerah. Selain itu, diharapkan kontribusi ekowisata ini dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat serta menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang signifikan.
“Dengan revitalisasi ini, kami berharap mangrove Kampung Baru dapat menjadi destinasi unggulan yang tidak hanya memperkaya pengalaman wisata, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan kunjungan wisatawan,” pungkasnya.
Proyek ini sekaligus menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengelola dan melestarikan sumber daya alam secara berkelanjutan, dengan tetap memperhatikan aspek edukasi dan ekonomi bagi masyarakat luas.