PENAJAM – Pindahnya ibu kota negara ke Kalimantan Timur membawa tantangan besar. Terlebih bagi wilayah Penajam Paser Utara (PPU) sebagai lokasi utama pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Salah satu aspek penting yang diprioritaskan adalah sektor kesehatan, khususnya dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan fasilitas serta pelayanan di RSUD Ratu Aji Putri Botung (RAPB).
Direktur RSUD RAPB PPU dr. Lukasiwan Eddy Saputro mengungkapkan, kesiapan SDM merupakan salah satu faktor vital yang harus diperkuat untuk menghadapi tantangan baru.
“Kami memaksimalkan SDM yang ada, dan berharap pembangunan serta penambahan gedung yang akan dilakukan dapat mendapat perhatian lebih,” ujarnya.
Selain SDM, RSUD RAPB juga berfokus pada pengembangan sarana dan prasarana. Salah satu rencana yang sedang disiapkan adalah layanan jantung sebagai salah satu unggulan rumah sakit.
“Kami sudah menyiapkan lahan dan lokasi untuk pengembangan fasilitas tambahan. Anggaran dari Kementerian Kesehatan diharapkan datang pada 2025, dan alat kesehatan tambahan akan tiba pada 2026,” jelas dr. Lukasiwan.
Sebagai rumah sakit daerah, RSUD RAPB juga meminta dukungan dari pemerintahan setempat untuk mendukung kemajuan sektor kesehatan sehingga bisa bersaing dengan rumah sakit lainnya. Terlebih banyak pihak swasta yang saat ini berlomba-lomba membuka layanan kesehatan di sekitar IKN.
“Semoga ini jadi perhatian kita bersama dan bisa memajukan kesehatan di PPU melalui pembangunan di RSUD RAPB,” lanjutnya.
Dengan peningkatan sarana prasarana, RSUD RAPB diharapkan mampu menyediakan layanan kesehatan yang lebih terjangkau, sehingga masyarakat PPU tidak perlu keluar daerah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.(ADV)