PENAJAM – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ratu Aji Putri Botung (RAPB) tengah menghadapi tantangan karena kekurangan tenaga perawat. Kepala Bidang Keperawatan RSUD RAPB Syahrial Hidayat, S.Kep, mengungkapkan, saat ini rumah sakit memiliki 227 perawat yang tersebar di seluruh layanan, baik rawat inap maupun rawat jalan. Namun, jumlah tersebut dinilai belum mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan.
“Dengan jumlah pasien yang terus datang dan berganti, saat ini kita masih kekurangan tenaga perawat,” kata Syahrial.
Terlenih di pertengahan tahun ini, setelah adanya kelulusan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) membuat jumlah perawat berkurang drastis.
Kelulusan P3K berdampak signifikan karena rumah sakit kehilangan 89 tenaga perawat yang sebelumnya telah terlatih dan berpengalaman.
“Program P3K ini memang menjadi kesempatan besar bagi tenaga kesehatan untuk meningkatkan taraf hidup mereka, seperti melalui tunjangan yang lebih baik. Namun, bagi rumah sakit, kita tidak bisa mengendalikan atau memilah,” jelasnya.
Dia menambahkan, kehilangan tenaga perawat ini tentu berdampak pada operasional layanan kesehatan di RSUD RAPB.
Meski begitu, pihaknya terus berupaya menutupi kekurangan tenaga dengan memaksimalkan pelatihan dan penugasan perawat yang ada.
“Kami tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat kekurangan SDM perawat,” tutupnya.