Thohiron Minta Masyarakat Mampu Tak Konsumsi Barang Subsidi

Penajam – LPG bersubsidi kembali mengalami kelangkaan di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Kondisi kelangkaan tersebut selalu terulang di setiap tahun.

Dalam kondisi tertentu, LPG jenis melon masih menjadi barang yang susah di dapat oleh masyarakat Benuo Taka.

Melihat kondisi itu, Anggota Komisi III DPRD Kabupaten PPU, Thohiron meminta masyarakat tidak bergantung pada barang bersubsidi. Terlebih, ia menilai banyak masyarakat PPU mampu membeli barang non-subsidi.

“Masyarakat kita ini sudah terbiasa dengan barang subsidi. Padahal, barang subsidi itu diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu, kata Thohiron beberapa waktu lalu.

Problem langkanya barang bersubsidi, terang Thohiron, bisa diatasi apabila ada kesadaran dari masyarakat. Barang bersubsidi hanya dikonsumsi oleh masyarakat dengan kategori tidak mampu.

Pola pendistribusian LPG bersubsidi untuk masyarakat harus diubah. Sehingga, penyalurannya bisa lebih tepat sasaran.

Masyarakat kita enggak disiplin sebab gas LPG itu kan untuk orang yang enggak mampu, tetapi yang menjadi persoalan orang kaya pun memakai, itu yang membuat dia langkah. Artinya, kultur atau mental warga kita ini mental miskin. Itu harus kita akui,” ujar Thohiron.

Selain kurangnya kesadaran masyarakat, politisi PKS ini juga menyoroti kinerja aparat terkait. Meskipun sudah ada aturan dan surat edaran dari kementerian terkait penggunaan Gas LPG, namun penegakan aturan terbilang lemah.

Meski begitu, Thohiron juga menyoroti ketidaktaatan terhadap aturan oleh masyarakat yang mampu secara ekonomi membeli Gas LPG subsidi secara semena-mena dang menurangi jatah masyarakat lainnya.

“Aturannya sudah ada, Surat edaran dari kementrian sudah ada. Saya masih mencari celah, kalau kita mendorong jargas itu gratis alurnya ke pusat atau ke mana. Celah untuk mengajukan jargas gratis,” bebernya.

Dikatakan Thohiron, sistem untuk mendorong subsidi jargas agar dapat diakses secara gratis oleh masyarakat yang membutuhkan. Meskipun aturannya sudah ada, tantangan yang dihadapi masih kompleks.

“Saya berharap ada sistem yang lebih baik dan efektif untuk mengatasi kelangkaan LPG ini, baik dari pemerintah maupun instansi-instansi terkait,” pungkasnya. (Adv)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *